Skandal Kajian Keluh-Kesah

Skandal Kajian Keluh-Kesah (Inggris: The Grievance Studies Affair), atau juga disebut skandal Sokal Kuadrat karena serupa dengan Skandal Sokal, digagas oleh tiga orang akademisi yaitu Peter Boghossian, James A. Lindsay, dan Helen Pluckrose untuk mengungkap buruknya standar akademis dan ilmiah dalambidang-bidang kajian postmodernisme, gender, dan humanisme. Dengan menggunakan nama samaran, di sepanjang tahun 2017 hingga 2018 ketiga akademisi ini mengirimkan makalah fiktif ke berbagai jurnal akademik yang berhubungan dengan kajian budaya, queer, ras, gender, obesitas, dan seksualitas, untuk menguji apakah makalahmereka lolos dari peer review dan dapat diterima untuk dipublikasikan. Faktanya makalah-makalah mereka diterima dan dipublikasikan oleh berbagai jurnal serta dikutip oleh beberapa peneliti lainnya sebelum penyamaran mereka terbongkar.

Sejak Skandal Sokal di tahun 1996, validitas dan kualitas kajian di ranah postmodernisme dan teori kritis sudah menjadi sorotan. Apa yang dilakukan oleh Alan Sokal di tahun 1996 pula yang menginspirasi Boghossian, Lindsay, dan Pluckrose untuk melakukannya di tahun 2017. Ketiganya melihat kajian gender, teori kritis, dan politik identitas tidak lebih dari "studi keluh-kesah" yang lemah akan kebenaran objektif.[1] Mereka bertiga kemudian menggunakan nama samaran dan mengidentifikasi diri mereka sebagai pengusung gerakan New Left dan liberal-progresif, untuk menunjukan bahwa kajian postmodernisme dan gerakan politik identitas tidaklah mengindahkan objektivitas sains ilmiah, dan semata-mata agenda gerakan politik Kiri.

Dibantu oleh produser Mark Conway dan pembuat film Mike Nayna yang mendokumentasikan proyek mereka, ketiga akademisi ini menulis 20 artikel yang mempromosikan ide-ide absurd yang sejalan dengan alam pikiran postmodernisme dan gerakan Kiri-Baru kemudian mengirimkannya ke berbagai jurnal ilmiah. Mereka merencanakan proyek tersebut berjalan hingga Januari 2019 namun berakhir prematur setelah sebuah akun "Real Peer Review" di Twitter menyorot keanehan makalah "Human Reactions to Rape Culture and Queer Performativity at Urban Dog Parks in Portland, Oregon" dan dipublikasikan jurnal Gender, Place & Culture. Seorang jurnalis dari The Wall Street Journal kemudian menyelidiki masalah ini dan menemukan bahwa nama "Helen Wilson" (nama samaran yang digunakan dalam makalah) bukanlah nama asli dan tidak diketahui keberadaannya. Hal ini memaksa Peter Boghossian, James A. Lindsay, dan Helen Pluckrose mengungkap jati diri mereka dan menjelaskan program yang sedang mereka jalankan.

Saat proyek ini terhenti, 4 dari 20 makalah yang mereka tulis telah lolos dan dipublikasikan dalam berbagai jurnal; 3 makalah telah diterima tetapi belum sempat dipublikasikan; 7 makalah masih dalam proses peer review; dan 6 makalah lainnya telah ditolak. Termasuk dalam makalah-makalah yang sudah dipublikasikan dalam beberapa jurnal di antaranya mengklaim bahwa anjing memiliki budaya pemerkosaan; dan dalam makalah lain dikatakan bahwa laki-laki dapat mengurangi transfobia dengan melakukan penetrasi secara anal pada mainan seks. Salah satu adalah makalah berjudul "Our Struggle Is My Struggle: Solidarity Feminism as an Intersectional Reply to Neoliberal and Choice Feminism" yang sudah diterima jurnal perempuan Affilia namun belum sempat diterbitkan. Sebagian dari tulisan dalam makalah itu disadur dari Mein Kampf karya Adolf Hitler namun dinarasikan ulang dalam kosakata feminis.[2] Sebagai catatan, makalah "anjing pemerkosa" didaulat sebagai paper terbaik tahun 2018 oleh jurnal Gender, Place & Culture.

Skandal ini mendapat sambutan terpolarisasi di kalangan ilmiah. Beberapa akademisi memuji mereka karena mengungkap apa yang sudah mereka lihat selama ini terkait lemahnya kualitas ilmiah dalam bidang kajian humaniora dan ilmu sosial yang dipengaruhi oleh postmodernisme, teori kritis, dan politik identitas; sementara sebagian akademisi lainnya mengkritik apa yang mereka anggap sebagai tidak etis karena mengirimkan makalah palsu secara disengaja. Beberapa orang menganggap skandal ini tidak mewakili penyelidikan ilmiah mengingat tidak menyertakan kelompok kontrol; dansebagian ada yang membela diri bahwa peer review yang buruk tidak terbatas pada subjek-subjek "kajian keluh-kesah" tetapi juga terdapat dalam bidang kajian lainnya.

  1. ^ Nayna, Mike (2018-10-02), Academics expose corruption in Grievance Studies, diakses tanggal 2019-07-09 
  2. ^ Nilsson, Mikael (2021-03-21). "'Mein Kampf' and the 'Feminazis': What Three Academics' Hitler Hoax Really Reveals About 'Wokeness'". Haaretz. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search